MEMBACA DAN MENULIS
DI KELAS 2 SEMESTER 1
MAKALAH
Disusun
guna Memenuhi Tugas Kelas
PGMI 3A
Mata
Kuliah: Bahasa dan Sastra
Indonesia Tingkat Rendah
Dosen
Pengampu: Sajid Iskandar
Disusun Oleh Kelompok 7
Min Ayatin Ainun Siha (133911006)
Prapti Setiya Ningsih (133911014)
Ristania Nurani (133911016)
Imam Ghozali (133911026)
Ulfa Nurul Wakhidah (133911037)
Novita Ernawati (133911040)
Rizki Permatasari (133911062)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Kemampuan
membaca dan menulis diyakini dapat membentuk pribadi yang mandiri dan mampu
menyesuiakan dirinya denga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Dalam konteks itu, pembelajaran literasi di kelas awal (literady in early grade)
menampakkan perannya yang amat penting.
Melalui pembelajaran literasi diharapkan
para siswa memiliki tingkat pemahaman dan kemampuan berpikir yang tinggi sejak
dini, bukan sekedar pemahama literal. Agar siswa memiliki kemampuan tersebut suasana kelas tempat mereka belajar harus dapat memberi
motivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan membaca dan menulis.
Kelas harus memberikan suasana yang
menyenangkan bagi siswa agar mereka bersemangat dalam kegiatan literasi.
Pertanyaannya, bagaimanakah menciptakan lingkungan kelas yang literat? Mangapa
lingkungan harus diciptakan di sekolah?
Lingkungan kelas yang literat ditunjukan
oleh banyaknya tulisan yang dapat dibaca oleh siswa, baik yang di tempel di
dinding, di apapun tulis maupun dalam
bentuk buku.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
KI dan KD Kelas 2 Semester 1?
B.
Bagaimana
proses membaca dan menulis di kelas 2 semester 1 ?
C.
Bagaimana
langkah-langkah pemodelan membaca di kelas 2 semester 1 ?
D.
Bagaimana
pemodelan menulis di kelas 2 semester 1?
E.
Bagaimana
langkah-langkah pemodelan menulis di kelas 2 semester 1?
III.
PEMBAHASAN
A.
KI dan KD Bahasa Indonesia di Kelas 2 Semester 1
1.
Mendengarkan
SK : 1. Memahami
teks pendek dan puisi anak yang dilisankan
KD :
1.1 Menyebutkan kembali dengan kalimat sendiri isi teks
pendek
2.
Berbicara
SK : 2. Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya,
bercerita, dan deklamasi
KD
: 2.3 Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.
Contoh memahami teks pendek:
Membantu
korban bencana
Gempa bumi telah tejadi di Yogyakarta
Banyak rumah rusak dan korban jiwa
Para korban bencana sangat butuh bantuan
Warga perumahan Griyapermai
Tidak terkena bencana.
Warga di perumahan itu merasa kasihan.
Mereka berniat membantu korban bencana.
Mereka mebutuhkan bantuan.
Pak RT memimpin kegiatan itu.
Warga memberi uang, pakaian, bahan makanan,
Dan obat-obatan
Bantuan itu diharapkan meringkan beban para
korban.
Contoh
Puisi :
Singa
Aum,,,, begitulah suaranya.
Lebih besar dari kucing badannya
Giginya runcing
Karena suka makan daging
Singa jantan memiliki surai di kepalanya
Pemalas dan sering tidur kerjanya
Singa betina yang mencari makanannya
Lebih lincah gerakannya
Singa termasuk binatang buas
Jadi berbahaya jika ia lepas
Contoh membaca teks pendek:
Anak
yang Rajin
Ino anak yang rajin.
Setelah bangun pagi Ino merapikan tempat tidur.
Ino juga selalu membantu orang tua.
Merapikan mainan dan meletakkan piring serta
pakaian kotor di tempatnya adalah tugasnya
Pada malam hari Ino tidak lupa belajar.
Ino juga menyiapkan buku-buku yang akan
dibawanya besok.
Itulah tugas ini sehari-hari.
Ayah dan Ibu sayang kepada Ino.
Kesimpulan:
Ino anak yang rajin
Ino rajin membantu orang tua.
Ayah dan Ibu senang kepada Ino.
B.
Membaca dan Menulis di Kelas 2 Semester 1
Membaca ialah proses memahami pesan
tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada
pembacanya.
Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya menjadi keterampilan yang harus dimiliki setiap orang untuk
menyampaikan dan mendapatkan informasi. Dalam pembelajaran dikelas awal,
keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki
siswa agar dapat mengikuti materi pelajaran lainnya.
Dalam pelaksanaannya di dalam kelas,
dikenal bermacam-macam metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP),
yaitu metode eja, metode suku kata, dan metode global.
1.
Metode
Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini
memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis.
Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyi
abjadnya. Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, dan seterusnya, dilafalkan
sebagai a, be, ce, de, e dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para
siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan
beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya:
b.a → ba (dibaca be.a → ba)
d.u → du (dibaca de.u → du)
ba-du
dilafalkan badu
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah
murid-murid dapat menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjuutkan dengan
belajar menulis rangkai huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh, ambillah
kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid diminta menulis seperti : ba - du → badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan
kalimat-kalimat sederhana. Contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku
kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan
komunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa. Artinya, pemilihan bahan ajar
untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju
hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehidupan
murid menuju hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi
murid.
2.
Metode
Suku kata dan Metode Kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di
,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian
dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi,
guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata
bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya :
ba – bi cu
– ci da – da ka – ki
ba – bu ca
– ci du – da ku – ku
bi – bi ci
– ca da – du ka – ku
ba – ca ka
– ca du – ka ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses
perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Proses perangkaian suku kata
menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan
proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa
terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan kata ke dalam
suku-suku kata.
3.
Metode
Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang
disajikan pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut
dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah
berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global
tanpa gambar.
Sebagai
contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi
suku kata.
Untuk memunculkan dan mengasah keterampilan
siswa dalam membaca dan menulis, guru memiliki peranan sangat penting. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk melatih membaca dan menulis siswa
dikelas awal adalah melalui pemodelan. Pemodelan merupakn upaya paling kongkrit
yang dapat dilakukan guru. Dalam kegiatan pemodelan, guru memberikan stimulasi
kepada siswa untuk membaca dan menulis.
Stimulasi yang
diberikan guru kepada siswanya dapat mendorong siswa mengenal, mengetahui, dan
memahami huruf, kata, dan kalimat. Stimulasi berarti membngikitkan suatu
kekuatan atau kemampuan yang sebenarnya telah ada dalam diri seorang siswa. Hal
yang harus selalu diingat, stimulasi dalam kegiatan pemodelan ini tidak
bersifat memaksa dan tidak mengandung target kemampuan tertentu (bukan
merupakan teacher center). Dengan demikian, stimulasi dibutuhkan sebagai bagian
dari pemodelan.
Kegiatan membaca dan menulis ini harus
memperhatikan psikologi dikelas awal (usia 6-9 tahun). Pada usia tersebut,
siswa membutuhkan stimulasi dar guru secara berkelanjutan. Menurut Cox (1999:
132) seperti dikutip oleh Musfiroh (2008:12-13, stimulasi melaui bermain sambil
belajar harus memeperhatikan berbagai hal, diantaranya adalah demonstrasi dan
keterlibatan.
Dalam proses belajar membaca dan menulis,
siswa membutuhkan demonstrasi dari kegiatan orang disekitarnya. Oleh karena
itu, guru harus menjadi model membaca dan menulis bagi siswa, bahkan model
berbicara. Berdasarkan hal itulah, kegiatan pemodelan dalam membaca dan menulis
membutuhkan peran guru secara maksimal. Guru harus memiliki kreatifitas dalam
menyusun strategi pemodelan agar siswa tertarik, kemudian menyimak dan meniru.
Proses belajar terjadi ketika anak terlibat
secara aktif terhadap apa yang mereka lakukan. hal ini merefleksikan suatu
perspektif, konstruktif dari belajar dan mengajar. Keterlibatan siswa dalam
kegiatan pemodelan ini dapat dimunculkan dengan praktik meniru model. Misalnya,
dalam pemodelan membaca, siswa menirukan kelafalan setiap kata yang diucapkan
guru. Sedangkan dalam pemodelan menulis, siswa dapat meniru langsung apa yang
diinstruksikan atau dituliskan guru.
Kesuksesan pemodelan
membaca dan menulis di kelas awal ini sangat bergantung pada kecakapan guru
dalam menerapkan strategi, menggunakan media, dan mendemonstrasikan setiap
langkah pemodelan. Oleh karena itu, kreatifitas guru sangat diperlukan dalam
kegiatan pemodelan ini.
C.
Langkah-langkah pemodelan Membaca di kelas 2 Semester 1
Kesuksesan pemodelan membaca di kelas 2 semester 1 sangat bergantung
pada kecakapan guru dalam mendemonstrasikan setiap langkah pemodelan. Berikut
langkah-langkah pemodelan membaca di kelas 2 Semester 1 (Satu):
1.
Siapkan
alat/bahan yang dibutuhkan, yaitu big book/teks cerita sederhana sesuai dengan
tema dikelas awal.
2.
Sebelum
menggunakan big book dalam pemodelan, bacalah terlebih dahulu big book sampai
memahami teksnya.
3.
Pilihlah
strategi pemodelan sesuai dengan kondisi kelas. Misalnya jika kelas terlalu
padat, aturlah kelas dengn menarik kursi dan membuatnya berjajar didepan
kelas atau mempersiapakan tempat di depan
kelas untukan lesehan. Jika memungkinkan, kegiatan pemodelan membaca dapat
dilakukan di luar kelas. Misalnya, dibawah pohon rindang, di taman
sekolah/diteras. Buatlah tempat yang kondusif
4.
Lakukan
pemodelan dengan cara membaca kata demi kata sambil menunjuk setiap kata yang
dilafalkan.
5.
Mintalah
setiap siswa untuk mengucap ulang kata yang dibacakan
6.
Saat
membaca cerita, perhatikan intonasi untuk memperkenalkan tanda baca sederhana
secara implisit. Seperti: melafalkan kalimat Tanya dengan intonasi bertanya.
Hal itu menjadi salah satu cara implisit untuk memperkenalkan tanda baca.
7.
Ulangi
kembali membaca kata jika diperlukan.
8.
Ketika
membaca big book ajukan pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk membantu
pemahaman siswa. Misalnya, apakah warna yang dipakai koko?
pertanyaan itu dilanjutkan dengan pertanyaan : apa warna kesukaan kalian?
9.
Setelah
selesai membaca mintalah beberapa orang secara bergantian untuk menceritakan
kembali isi cerita tersebut.
D.
Pemodelan Menulis di Kelas 2 Semester 1
Dalam kegiatan
pemodelan menulis di kelas awal, guru terlibat dahulu melakukan identifikasi
kemampuan siswa. Setelah itu, guru mengelompokkan siswa yang bisa menulis dan
belum bisa menulis. Keemper, dkk. (1995:4) menyatakan bahwa “ writing is
natural thing to do, writing is a lot of different things and all of them are
important, writing is a process, and writing is a skill that much be practiced”.
Berdasarkan pernyataan tersebut menulis merupakan keterampilan yang
sesungguhnya dimiliki tiap orang secara natural dan membutuhkan latihan serta
proses untuk mengasahnya. Oleh karena itulah, guru harus mengetahui siswa yang
bisa menulis dan belum bisa menulis.
Bagi siswa yang belum bisa menulis,
guru memberikan pemodelan menulis setiap guru dengan satu tarikan. Banyak permasalahn
yang muncul dalam kegiatan menulis dikelas awal, di antaranya adalah jenis
huruf yang digunakan siswa beragam karena latar belakang setiap siswa
berbeda-beda, penggunakaan huruf kapital, siswa belum peka membedakan bunyi
“ng” dan “ny” sehingga kesulitan menuliskannya, dan siswa belum mampu menulis
menjadi kalimat utuh yang baik.
Aktivitas menulis merupakan suatu
bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir
dikuasai oleh bembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dibandingkan dengan ketiga kemampuan tersebut, kemampuan menulis lebih
sulit dikuasai, karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan
sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.
E.
Langkah-Langkah Pemodelan Penulisan di Kelas Awal
1.
Siapkan
alat atau bahan yang dibutuhkan, yaitu buku-buku bergaris, pensil, gambar bentuk-bentuk
huruf, foto atau gambar, celana yang bertuliskan “celana” (foto atau gambar
berukuran besar agar terlihat oleh seuruh siwa atau foto/ gambar lain yang
sesuai dengan dunia anak.
2.
Pilihlah
strategi pemodelan sesuai dengan kondisi kelas
3.
Siapkan
siswa untuk memegang pensil secara tepat
4.
Mulailah memodelkan menulis di udara. Modelkan
menulis dengan tarikan paling minimal.
5.
Mintalah
setiap siswa menyiapkan buku tulis bergaris.
6.
Mintalah
siswa menulis dibuku tulis bergaris dengan cara meniru huruf demi huruf yang
dicontohkan
7.
Ketika
memodelkan pilihlah huruf-huruf yang satu rumpun. Misalnya “ A,C,D,G,O”
8.
Selain
itu modelkanlah huruf dari yang termudah dari segi formasi pembemtukan huruf.
Contoh : C, lalu D, E dan seterusnya. Jangan memulainya secara urut alfabetis.
Pada tahap ini, dapat juga dimodelkan cara menuliskan angka. Misalnya
memasukkan angka dalam kalimat sebenarnya
9.
Berikan
contoh gambar disertai susunan huruf nama gambar tersebut untuk mempermudah
pemahaman siswa tentang formasi pembentukan huruf. Misalnya, ketika memberikan
contoh huruf C, berikanlah contoh pengguanan huruf tersebut dalam kata.
Misalnya “celana”
10. Lakukan kegiatan pemodelan menulis hanya seminggu sekali seama 30
menit agar secara psikologis, siswa tidak merasa tertekan. Buatlah siswa merasa
senang selam berlatih keterampilan menulis dengan memberikan pujian seperti
“bagus, pintar, atau hebat”. Selain itu, dapat juga dengan memberikan tanda
bintang pada hasil kerja siswa.
11. Mintalah siswa mengumpulkan hasil kerjanya, lalu berilah penilaian.
12. Simpanlah hasil kerja mereka dalam portopolio.
IV.
PENUTUP
A.
Simpulan
Kemampuan membaca dan menulis di yakini dapat membentuk pribadi
yang mandiri dan mampu menyesuiakan dirinya denga perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Dalam konteks itu, pembelajaran literasi di kelas awal
(literady in early grade) menampakan perannya yang amat penting.
KI dan KD
Bahasa Indonesia di Kelas 2 Semester 1
Mendengarkan
SK : 1. Memahami
teks pendek dan puisi anak yang dilisankan
KD : 1.1 Menyebutkan kembali
dengan kalimat sendiri isi teks pendek
Berbicara
SK :
2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman
secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi
KD :
2.3 Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat
Membaca dan menulis merupakan dua
keterampilan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menjadi keterampilan yang
harus dimiliki setiap orang untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi. Dalam
pelaksanaannya di dalam kelas, di kenal bermacam-macam metode pembelajaran
membaca dan menulis permulaan (MMP), yaitu metode eja, metode suku kata, dan
metode global.
Kesuksesan pemodelan membaca di
kelas 2 semester 1 sangat bergantung pada kecakapan guru dalam
mendemonstrasikan setiap langkah pemodelan. Dalam kegiatan pemodelan menulis di
kelas awal, guru terlibat dahulu melakukan identifikasi kemampuan siswa.
Setelah itu, guru mengelompokkan siswa yang bisa menulis dan belum bisa
menulis.
B.
Saran
Demikian pemaparan makalah mengenai proses pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas 2 semester 1, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
mahasiswa untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, dan juga bermanfaat untuk
pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sumber Bagi Dosen Lptk, Pembelajaran Literasi Kelas Awal Di
LPTK, Jakarta: World Education.