Sunday 7 September 2014

Tema khutbah Muhammad Husain Haikal



Yudaisme dan Kristenisasi di Yaman

Telah kita ketahui bersama dalam khutbah yang telah lalu, bahwa yaman merupakan suatu daerah di Jazirah Arab yang terkenal dengan kesuburan tanahnya, selain itu yaman menjadi negri dengan peradaban yang kuat , dengan kota-kota yang makmur dan tempat-tempat beribadat yang kuat sepanjang masa. Meskipun demikian, penduduk yang menetap dilingkungan jazirah itu tetap menimbulkan gangguan juga.

Raja-raja yaman dari keluarga himyar (suku bangsa yang cerdas dan berpengetahuan luas yang menduduki daerah yaman) yang sudah turun temurun, kadang dari kalangan rakyat himyar sampai pada waktu Dhu Nuwas al- Himyari berkuasa. Dhu Nuwas yang condong pada agama Musa (Yudaisma) dan tidak senang dengan penyembahan berhala yang sedang menimpa bangsanya. Para ahli sejarah menyebut Dhu Nuwas termasuk dalam kisah “orang-orang yang membuat parit”. kemudian menyebabkan turunnya ayat QS. Al-Buruj ayat 4-8:





“Binasalah orang-orang yang telah membuat parit. Api yang penuh bahan bakar. Ketika mereka duduk di tempat itu. Dan apa yang dilakukan orang-orang beriman itu mereka menyaksikan. Mereka menyiksa orang-orang itu hanya karena mereka beriman kepada allah yang mahamuliadan terpuji.

Kisahnya yaitu ada seorang pengikut Nabi Isa yang sangat soleh bernama Phemion yang telah pindah dari kerajaan romawi ke Najran. Karena sifatnya yang baik banyak penduduk yang mengikuti jejaknya. Kemudian Dhu Nuwas mendengar kabar tentang itu, maka ia pergi ke Najran untuk mengajak semua penduduk masuk agama yahudi, jika menolak maka akan dibunuh. Karena menolak maka digalilah sebuah parit yang terdapat api didalamnya. Jika ada yang tidak mati karena api tersebut maka dibunuh dengan pedang atau di buat cacat. Sejarah mencatat bahwa korban mencapai 20 rb jiwa.

Akantetapi, terdapat satu orang yang selamat kemudian melarikan diri ke Romawi melaporkan kekejaman Dhu Nuwas pada Kaisar Yustinius. Karena letak kerajaan Rumawi yang jauh dai yaman maka kaisar mengirimkan surat kepada Najasyi(Negus) agar membalas kekejaman Dhu Nuwas, setelah surat itu sampai ditangan Najasyi kemudian ia mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Aryat (Harith) dan Abraha  al-Asyram (prajuritnya). Aryat menyerbu kerajaan yaman atas nama penguasa Abisinia sampai ia dibunuh oleh Abraha yang kemudian menggantikan kedudukannya. Abrahah inilah yang memimpin pasukan gajah yang ingin menghancurkan ka’bah tetapi gagal.

Anak-anak abrahah kemudian menguasai yaman dan bertindak sewenang-wenang, melihat kejadian tersebut Saif bin Dhi Yazan mengadukannya pada Maharaja Rumawi supaya mengirimkan penguasa lain dari Rumawi ke Yaman. Tetapi karena adanya perjanjian persekutuan antara Kaisar Yustinius dengan Najasyi maka kaisar tidak mungkin memenuhi permintaan Saif bin Dhizan,kemudian ia meninggalkan kaisar untuk menemui Nu’man bin’l-mundhir selaku gubernur yang diangkat oleh kisra didaerah Hira dan sekitarnya di Irak.

Kemudian Nu’man dan Sa’if bin Dhi yazan menemui Kisra Parves dan mengadukan kekejaman Abisinia di Yaman, awalnya kisra ragu, dan akhirnya mengirimkan pasukannya dibawah pimpinan Wahraz (Syahravaraz) seorang keluarga ningrat persia yang paling berani dan akhirnya mendapat kemenangan dan orang-orang abisinia dapat di usir dari yaman yang sudah diduduki selama 72 tahun. Sejak saat itulah yaman berada dibawah kekuasaan Persia dan ketika islam lahir seluruh daerah arab berada dalam naungan agama ini.

Akan tetapi orang-orang asing yang telah menguasai yaman tidak langsungberada dibawahkekuasaan raja Persia. Terutama hal ini terjadi setelah Kisra Parves dibunuh anaknya Syirawih (Shiruya Kavadh II) yang kemudian dia sendiri yang menduduki tahta. Syirawih membayangkan dengan pikiran bahwa dunia mampu dikuasainya dengan tahta yang dikuasainya, ia selalu menuruti hawa nafsunya sendiri dan tidak pernah memperhatikan berbagai masalah yang terjadi dalam kerajaan.

Meskipun demikian, Syirawih telah mengurangi kejayaan kerajaannya dan memberi kesempatan kepada kaum muslimin memasuki negrinya untuk menyebarkan agama islam. Selain itu, Kerajaan Persia tetap mampu mempertahankan kemegahannya dan merupakan lawan yang kuat dari kekuasaan Bizantium dan penyebaran Kristen.

No comments:

Post a Comment