Telah kita ketahui bersama dalam khutbah yang telah
lalu, bahwa yaman merupakan suatu daerah di Jazirah Arab yang terkenal dengan
kesuburan tanahnya, selain itu yaman menjadi negri dengan peradaban yang kuat ,
dengan kota-kota yang makmur dan tempat-tempat beribadat yang kuat sepanjang
masa. Meskipun demikian, penduduk yang menetap dilingkungan jazirah itu tetap
menimbulkan gangguan juga.
Raja-raja yaman dari keluarga himyar (suku bangsa
yang cerdas dan berpengetahuan luas yang menduduki daerah yaman) yang sudah
turun temurun, kadang dari kalangan rakyat himyar sampai pada waktu Dhu Nuwas
al- Himyari berkuasa. Dhu Nuwas yang condong pada agama Musa (Yudaisma) dan
tidak senang dengan penyembahan berhala yang sedang menimpa bangsanya. Para
ahli sejarah menyebut Dhu Nuwas termasuk dalam kisah “orang-orang yang membuat
parit”. kemudian menyebabkan turunnya ayat QS. Al-Buruj ayat 4-8:
“Binasalah orang-orang yang telah membuat parit. Api
yang penuh bahan bakar. Ketika mereka duduk di tempat itu. Dan apa yang
dilakukan orang-orang beriman itu mereka menyaksikan. Mereka menyiksa
orang-orang itu hanya karena mereka beriman kepada allah yang mahamuliadan
terpuji.
Kisahnya yaitu ada seorang pengikut Nabi Isa yang
sangat soleh bernama Phemion yang telah pindah dari kerajaan romawi ke Najran.
Karena sifatnya yang baik banyak penduduk yang mengikuti jejaknya. Kemudian Dhu
Nuwas mendengar kabar tentang itu, maka ia pergi ke Najran untuk mengajak semua
penduduk masuk agama yahudi, jika menolak maka akan dibunuh. Karena menolak
maka digalilah sebuah parit yang terdapat api didalamnya. Jika ada yang tidak
mati karena api tersebut maka dibunuh dengan pedang atau di buat cacat. Sejarah
mencatat bahwa korban mencapai 20 rb jiwa.
Akantetapi, terdapat satu orang yang selamat
kemudian melarikan diri ke Romawi melaporkan kekejaman Dhu Nuwas pada Kaisar
Yustinius. Karena letak kerajaan Rumawi yang jauh dai yaman maka kaisar
mengirimkan surat kepada Najasyi(Negus) agar membalas kekejaman Dhu Nuwas,
setelah surat itu sampai ditangan Najasyi kemudian ia mengirimkan pasukan yang
dipimpin oleh Aryat (Harith) dan Abraha
al-Asyram (prajuritnya). Aryat menyerbu kerajaan yaman atas nama penguasa
Abisinia sampai ia dibunuh oleh Abraha yang kemudian menggantikan kedudukannya.
Abrahah inilah yang memimpin pasukan gajah yang ingin menghancurkan ka’bah
tetapi gagal.
Anak-anak abrahah kemudian menguasai yaman dan
bertindak sewenang-wenang, melihat kejadian tersebut Saif bin Dhi Yazan
mengadukannya pada Maharaja Rumawi supaya mengirimkan penguasa lain dari Rumawi
ke Yaman. Tetapi karena adanya perjanjian persekutuan antara Kaisar Yustinius
dengan Najasyi maka kaisar tidak mungkin memenuhi permintaan Saif bin
Dhizan,kemudian ia meninggalkan kaisar untuk menemui Nu’man bin’l-mundhir
selaku gubernur yang diangkat oleh kisra didaerah Hira dan sekitarnya di Irak.
Kemudian Nu’man dan Sa’if bin Dhi yazan menemui
Kisra Parves dan mengadukan kekejaman Abisinia di Yaman, awalnya kisra ragu,
dan akhirnya mengirimkan pasukannya dibawah pimpinan Wahraz (Syahravaraz)
seorang keluarga ningrat persia yang paling berani dan akhirnya mendapat
kemenangan dan orang-orang abisinia dapat di usir dari yaman yang sudah
diduduki selama 72 tahun. Sejak saat itulah yaman berada dibawah kekuasaan
Persia dan ketika islam lahir seluruh daerah arab berada dalam naungan agama
ini.
Akan tetapi orang-orang asing yang telah menguasai
yaman tidak langsungberada dibawahkekuasaan raja Persia. Terutama hal ini
terjadi setelah Kisra Parves dibunuh anaknya Syirawih (Shiruya Kavadh II) yang
kemudian dia sendiri yang menduduki tahta. Syirawih membayangkan dengan pikiran
bahwa dunia mampu dikuasainya dengan tahta yang dikuasainya, ia selalu menuruti
hawa nafsunya sendiri dan tidak pernah memperhatikan berbagai masalah yang
terjadi dalam kerajaan.
Meskipun demikian, Syirawih telah mengurangi
kejayaan kerajaannya dan memberi kesempatan kepada kaum muslimin memasuki
negrinya untuk menyebarkan agama islam. Selain itu, Kerajaan Persia tetap mampu
mempertahankan kemegahannya dan merupakan lawan yang kuat dari kekuasaan
Bizantium dan penyebaran Kristen.