Thursday, 8 January 2015

KONDISI FISIK, WILAYAH DAN PENDUDUK DI INDONESIA SERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN

KONDISI FISIK, WILAYAH DAN PENDUDUK
DI INDONESIA SERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran IPS MI
Dosen Pengampu: Zulaikhah, M. Pd

Description: Logo-IAIN-Walisongo-Semarang (1)


Disusun Oleh Kelompok 7:
1.   Ulfa Nurul Wakhidah         (133911037)
2.   Iin Nabilah                          (133911038)
3.   Nurul Jannah                      (133911041)

 



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014



KATA PENGANTAR

Dengan penuh syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW nabi penyempurna akhlak sekaligus sebagai penutup nabi-nabi terdahulu. Makalah dengan judul “Kondisi Fisik, Wilayah Dan Penduduk Serta Dampak Yang Ditimbulkan” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS MI Fakultas Ilmu tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Berbagai kesulitan dan hambatan tidak dapat terlalui dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga dengan ditulisnya makalah ini, para pembaca dapat mengambil manfaat dan informansi dari makalah ini. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

.
Semarang, 22 November 2014

Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

    A.      Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdapat berbagai macam bentuk keragaman muka bumi, baik yang di daratan maupun yang berada di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia terlihat kaya dari segi letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sedangkan letak geografis berpengaruh pada keadaan alam dan penduduknya.
Kondisi tersebut berhubungan erat dengan segala aktivitas manusianya. Dengan kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak terlepas dari keadaan fisiknya. Oleh karena itu, kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

     B.      Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kondisi geografis wilayah Indonesia?
2.    Kondisi penduduk suatu wilayah?
3.    Apakah Masalah kondisi geografis, lingkungan, dan kependudukan?











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Kondisi geografis wilayah Indonesia
1.    Letak Indonesia
Letak Indonesia artinya tempat beradanya wilayah Indonesia di permukaan bumi. Berdasarkan sifatnya, letak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu letak astronomis (absolut) dan letak geografis (relatif).
a.    Letak Astronomis
Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara tepat berdasarkan kedudukan garis lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6o LU - 11o LS dan 95o BT - 141o BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.[1] [2]
Letak astronomis disebut juga letak absolut. Letak astronomis membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu antara lain:
Ø  Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.
Ø  Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu, yaitu antara lain: Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA). Waktu Indonesia Timur (WIT).
b . Letak Geografis
Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan samudra yang memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa. Dan dapat diketahui juga bahwa Indonesia sebagai inti jalur perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara.[3]
2.       Relief Daratan Indonesia
Relief adalah bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan. Indonesia menempati dua lapisan Lempeng benua yang berbeda, yaitu Lempeng Benua Asia di kawasan Barat dan lempeng Benua Australia di kawasan Timur. Selain itu, Indonesia berada pada jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga banyak menghasilkan rangkaian gunung api. Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah pegunungan.
Indonesia banyak memiliki gunung dan pegunungan, hal ini dikarenakan Indonesia dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Indonesia tercatat memiliki 128 gunung api, 90 di antaranya masih aktif dan selalu menunjukkan aktivitas vulkanismenya. Selain itu, terdapat tidak kurang dari 400 gunung api yang telah mati. Sebuah gunung dianggap telah mati jika sejak tahun 1600 tidak lagi menunjukkan adanya gejala vulkanisme. Banyaknya gunung api ini memengaruhi jenis dan kesuburan tanah, karena proses vulkanisme dapat menghasilkan tanah baru dan debu hasil letusannya mampu menyuburkan tanah. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lahan yang subur.
3.      Persebaran Jenis Tanah
            Tanah merupakan suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari butir tanah, air, udara, serta sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan seperti berikut:
a. Tanah Vertikal
            Bentuk persebaran tanah vertikal dapat dilihat saat ada penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalaman tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah. Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan, yaitu:
1) Lapisan tanah atas
Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah berkembang aktivitas organisme tanah.
2) Lapisan tanah bawah
Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.
3) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.
4) Lapisan batuan induk
Lapisan batuan induk disebut juga bedrock, merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah, sehingga jarang dijumpai manusia.[4]
b. Tanah Horizontal
Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut ini.
1) Tanah gambut (organosol)
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya kurang begitu subur. Karena sifatnya yang kurang subur, maka pemanfaatan jenis tanah ini terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan palawija.
2) Tanah latosol
Tanah latosol berwarna merah kecokelatan, memiliki profil tanah yang dalam, mudah menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium. Jenis tanah ini pada dasarnya merupakan bentuk pelapukan dari batuan vulkanis.
3) Tanah regosol
Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
4) Tanah aluvial
Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir, sehingga dapat dianggap masih muda. Sifat tanah ini dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya. Secara umum, sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman pertanian. Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai besar di Indonesia.
5) Tanah litosol
Tanah litosol dianggap sebagai lapisan tanah yang masih muda, sehingga bahan induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan padat yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum mengalami perkembangan. Jika akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka jenis tanah ini harus dipercepat perkembangannya, antara lain, dengan penghutanan atau tindakan lain untuk mempercepat pelapukan dan pembentukan topsoil.
6) Tanah grumusol
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumputrumputan atau tanaman keras semusim (misalnya pohon jati).
7) Tanah andosol
Tanah andosol terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah mengalami pelapukan sehingga menghasilkan tanah yang subur. Jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk tanaman perkebunan dan hortikultura.
8) Tanah podzolik merah-kuning
Tanah podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di Indonesia. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan, sehingga kesu-burannya berkurang. Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan.
9) Tanah rendzina
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Rendzina merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga dibudidaya-kan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan palawija.[5]

B.     Kondisi penduduk suatu wilayah
Penduduk adalah seseorang yang tinggal di suatu wilayah baik selamanya ataupun sementara. Pada masalah ini kami menbahas tentang kondisi penduduk di wilayah Indonesia.
 Penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di Indonesia baik selamanya ataupun sementara. Penduduk Indonesia menduduki urutan terbanyak ke empat setelah Cina, India dan amerika serikat. Keadaan penduduk Indonesia sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.[6]     
Kondisi Penduduk Indonesia Menurut para ahli ilmu Geologi yaitu kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua). Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position (posisi silang).
Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan. Dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan. Selain itu, Indonesia merupakan daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
b.    Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
c.    Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d.   Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1)        Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja,  dan Dayak.
2)        Ras Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali. [7]      
Kehidupan suku-suku bangsa yang terdapat di Indonesia ada yang telah maju dan mengikuti kehidupan modern namun ada juga yang masih tertinggal  mereka belum tersentuh kehidupan modern. Susu-suku bangsa yang mendiami daerah pedalaman Papua, Sumatra, dan Kalimantan masih hidup secara sederhana.[8]

C.     Masalah kondisi geografis, lingkungan, dan kependudukan
a.       Kondisi geografis suatu wilayah
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menempati posisi yang strategis sehingga terlihat sangat unik. Negara Indonesia yang berada di antara dua samudra dan dua benua, selain itu Indonesia memiliki sumber perairan yang merupakan bagian dari kehidupan perdagangan internasional. Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan dengan lautan dan daratan secara langsung dengan negara lain di kawasan. Dengan demikian, letak Negara ini sangat rentan terhadap sengketa perbatasan dan ancaman keamanan yang menyebabkan instabilitas dalam negeri dan di kawasan.[9]
Letak geografis yaitu letak suatu daerah atau negara di lihat dari kenyataannya di permukaan bumi yang di bandingkan dengan posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Secara geografis, wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dengan benua Australia serta samudera Hindia dengan samudera Pasifik.[10]

b.      Masalah kondisi geografis lingkungan dan kependudukan.
            Masalah yang ada di dalam kondisi geografis dan kependudukan bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungan dan masalah yang berhubungan dengan kependudukan. Masalah kondisi geografis lingkungan dapat disebabkan oleh bencana alam yang bisa disebut dengan peristiwa alam yaitu semua kejadian bencana atau peristiwa yang berhubungan dengan alam misalnya, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus maupun angin topan dan yang lainnya.[11]
            Sedangkan masalah yang muncul dari masyarakat atau kependudukan disebabkan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial maka manusia tidak akan terlepas dari makhluk yang lain untuk saling berinteraksi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, maka manusia tidak akan lepas dari sebuah permasalahan karena sering melakukan interaksi atau saling berhubungan antar manusia. Selain itu, beberapa masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah kemiskinan, kejahatan, kenakalan remaja, dan pengangguran.[12]
c.    Kondisi Kependudukan
Penduduk adalah seseorang yang tinggal di suatu wilayah baik selamanya ataupun sementara. Sedangkan penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di Negara Indonesia baik selamanya ataupun sementara. Penduduk Indonesia menduduki urutan terbanyak keempat setelah Cina, India dan Amerika serikat. Keadaan penduduk Indonesia sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.[13]
Menurut para ahli ilmu Geologi, Kondisi Penduduk dan kepulauan Indonesia merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk dan terdiri dari beberapa suku bangsa yang tersebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua). Keanekaragamannya suku-bangsa dikarenakan Indonesia terletak di cross position (posisisilang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beranekaragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan  Islam.
Selain itu, bahasa juga merupakan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa kita. Ada bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan. Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a)         Kelompokras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang  menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah timur. Mereka yang menyebar kearah timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
b)        Kelompok Ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
c)         Kelompok Ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di KepulauanMentawai.
d)        Kelompok Ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan.
Ø  Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja,  dan Dayak.
Ø  Ras Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali.[14]
Kehidupan bangsa Indonesia ada yang sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ada juga yang masih tertinggal dan belum tersentuh kehidupan modern. Misalnya Suku-suku bangsa yang mendiami daerah pedalaman Papua, Sumatra, dan Kalimantan kebanyakan dari mereka masih hidup secara sederhana.[15]







BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Letak Indonesia artinya tempat beradanya wilayah Indonesia di permukaan bumi. Berdasarkan sifatnya, letak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu letak astronomis (absolut) dan letak geografis (relatif). Relief daratan Indonesia menempati dua lapisan lempeng benua yang berbeda, yaitu Lempeng Benua Asia di kawasan Barat dan lempeng Benua Australia di kawasan Timur. Selain itu, Indonesia berada pada jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga banyak menghasilkan rangkaian gunung api. Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah pegunungan. Persebaran jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain yaitu: Tanah Vertikal, Tanah Horizontal.
 Penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di Indonesia baik selamanya ataupun sementara. Penduduk Indonesia menduduki urutan terbanyak ke empat setelah Cina, India dan amerika serikat. Keadaan penduduk Indonesia sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.
            Masalah yang ada di dalam kondisi geografis dan kependudukan bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungan dan masalah yang berhubungan dengan kependudukan. Masalah kondisi geografis lingkungan dapat disebabkan oleh bencana alam yang bisa disebut dengan peristiwa alam, misalnya: banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus maupun angin topan dan yang lainnya. Sedangkan masalah yang muncul dari masyarakat atau kependudukan disebabkan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial. Maka manusia tidak akan lepas dari sebuah permasalahan karena sering melakukan interaksi atau saling berhubungan antar manusia. Selain itu, beberapa masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah kemiskinan, kejahatan, kenakalan remaja, dan pengangguran.
B.       Saran
Sekian uraian tentang makalah yang dapat kami sampaikan. Kami mohon maaf jika dalam penulisan maupun dalam penyampaian isi makalah ini kurang maksimal. Kritik dan saran yang mendukung diharapkan untuk makalah depan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA


Fattah, Sanusi, dkk, 2008,  Ilmu Pengetahuan Sosial: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sri Sudarmi dan Waluyo, 2008,  Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.), Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Thayeb, M, 2004, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas V, Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun, Buku Ajar Geografi & Sosiologi Untuk SMP Kelas VIII Semester1. Surakarta: Citra Pustaka.
Umar, Arsyad et. al, 2007, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas IV, Jakarta: Erlangga,
Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014, pukul  07.28.








Forum Diskusi
Pertanyaan:
Adzim Fathul Ulum (133911044)
Bagaimana cara mengatasi kerusakan Lingkungan di Indonesia ini yang bisa dikatakan semakin parah, misalnya penggundulan hutan yang terjadi dimana-mana? Dan bagaimana pendapat pemakalah mengenai hal itu?
Jawaban Pemakalah:
Ulfa Nurul Wakhidah (133911037)
Ada peluang karena ada kesempatan, hal ini bisa dikaitkan dengan adanya kerusakan lingkungan di Indonesia yang semakin merajalela, misalnya kerusakan hutan yang semakin parah, terjadi penggundulan Hutan dimana-mana, olehkarena itu, dibutuhkan keamanan dan penjagaan yang lebih ketat tentang aset yang dimiliki Negara, misalnya jika memang membutuhkan kayu untuk bahan Industri maka harus pintar dalam memilih dan memilah kayu yang siap digunakan (sudah berumur tua), jadi harus tebang pilih.
Selain itu, dalam mengambil kayu jangan sampai dibabat habis tanpa sisa, karena dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor dan banjir, karena Hutan adalah paru-paru dunia, untuk itu, setelah melakukan penebangan, segera dilakukan reboisasi untuk tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.













[1] Tim Penyusun, Buku Ajar Geografi & Sosiologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1 (Surakarta: Citra Pustaka), hlm. 2.
[2] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 2.
[3] Sri Sudarmi dan Waluyo, Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.) (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 5.
[4] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm.8-9 .

[5] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm.9-11 .
[6] M.Thayeb et. al, Pengetahuan sosial terpadu untuk sd kelas V, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 21
[7] Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014, pukul  07.28.
[8] Arsyad Umar et. al, Pengetahuan sosial terpadu untuk sd kelas IV, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal 62
[10]GeografiSanjose  http://abelpetrus.wordpress.com diakses pada tanggal 25 Oktober 2014, pukul 07. 55.
[11]M.Thayeb, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas V, (Jakarta: Erlangga, 2004),hlm. 23.
[12]Arsyad Umar et. al, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas IV, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 163.
[13]M.Thayeb, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas V, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 21
[14] Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com diakses pada tanggal 25 Oktober 2014, pukul 07. 55.
[15]Arsyad Umar et. al, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas IV, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 62.

No comments:

Post a Comment