KONDISI
FISIK, WILAYAH DAN PENDUDUK
DI INDONESIA SERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Pembelajaran IPS MI
Dosen
Pengampu: Zulaikhah, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 7:
1.
Ulfa Nurul Wakhidah (133911037)
2.
Iin Nabilah (133911038)
3.
Nurul Jannah (133911041)

FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Dengan penuh syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada nabi agung Muhammad SAW nabi penyempurna akhlak sekaligus sebagai penutup nabi-nabi terdahulu. Makalah dengan
judul “Kondisi Fisik, Wilayah Dan
Penduduk Serta Dampak Yang Ditimbulkan” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah IPS MI Fakultas
Ilmu tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Berbagai kesulitan dan hambatan tidak dapat terlalui dengan baik tanpa dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga dengan ditulisnya makalah ini, para pembaca
dapat mengambil manfaat dan informansi dari makalah ini. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
.
Semarang, 22 November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdapat berbagai macam bentuk keragaman muka
bumi, baik yang di daratan maupun yang berada di dasar laut. Selain keragaman
bentuk muka bumi, Indonesia terlihat kaya dari segi letak geografis maupun
letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sedangkan letak
geografis berpengaruh pada keadaan alam dan penduduknya.
Kondisi
tersebut berhubungan erat dengan segala aktivitas manusianya. Dengan kata lain bahwa
kondisi sosial suatu wilayah tidak terlepas dari keadaan fisiknya. Oleh karena
itu, kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara
unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan
lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan
fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola
dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana kondisi
geografis wilayah Indonesia?
2.
Kondisi
penduduk suatu wilayah?
3.
Apakah Masalah kondisi
geografis, lingkungan, dan kependudukan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi geografis wilayah Indonesia
1.
Letak Indonesia
Letak Indonesia
artinya tempat beradanya wilayah Indonesia di permukaan bumi. Berdasarkan
sifatnya, letak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu letak astronomis (absolut)
dan letak geografis (relatif).
a.
Letak Astronomis
Letak astronomis dapat
diartikan sebagai letak wilayah secara tepat berdasarkan kedudukan garis
lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6o
LU - 11o LS dan 95o BT - 141o BT. Wilayah
Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada
di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara
Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung
utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur
di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.[1]
[2]
Letak
astronomis disebut juga letak absolut. Letak astronomis membawa pengaruh bagi kehidupan
masyarakat Indonesia, yaitu antara lain:
Ø Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim
tropis.
Ø Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam
tiga daerah waktu, yaitu antara lain: Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu
Indonesia Tengah (WITA). Waktu Indonesia Timur (WIT).
b
. Letak Geografis
Letak
geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain
di muka bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan
Benua Australia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak
geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia
berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman
dahulu, perairan Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal
dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini menyebabkan
Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu, letak di
antara dua benua dan dua samudra memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan
samudra yang memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik
memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di garis
khatulistiwa. Dan dapat diketahui juga bahwa Indonesia sebagai inti jalur
perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara
lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai
sumber devisa negara.[3]
2. Relief
Daratan Indonesia
Relief
adalah bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau
cekungan. Indonesia menempati dua lapisan Lempeng benua yang berbeda, yaitu
Lempeng Benua Asia di kawasan Barat dan lempeng Benua Australia di kawasan
Timur. Selain itu, Indonesia berada pada jalur pertemuan lempeng dunia,
sehingga banyak menghasilkan rangkaian gunung api. Secara garis besar, relief
daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan
dataran tinggi atau daerah pegunungan.
Indonesia banyak memiliki gunung
dan pegunungan, hal ini dikarenakan Indonesia dilintasi oleh dua jalur
pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Indonesia
tercatat memiliki 128 gunung api, 90 di antaranya masih aktif dan selalu
menunjukkan aktivitas vulkanismenya. Selain itu, terdapat tidak kurang dari 400
gunung api yang telah mati. Sebuah gunung dianggap telah mati jika sejak tahun
1600 tidak lagi menunjukkan adanya gejala vulkanisme. Banyaknya gunung api ini
memengaruhi jenis dan kesuburan tanah, karena proses vulkanisme dapat
menghasilkan tanah baru dan debu hasil letusannya mampu menyuburkan tanah. Hal
inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lahan yang
subur.
3.
Persebaran Jenis Tanah
Tanah
merupakan suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi terluar yang
tersusun dari butir tanah, air, udara, serta sisa tumbuhan dan hewan yang
merupakan tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis tanah di Indonesia, antara
lain, dapat dibedakan seperti berikut:
a. Tanah Vertikal
Bentuk
persebaran tanah vertikal dapat dilihat saat ada penggalian parit, liang, atau
sumur. Saat mencapai kedalaman tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna
lapisan tanah. Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan
profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan,
yaitu:
1) Lapisan tanah atas
Lapisan
tanah atas disebut juga topsoil, merupakan bentuk lapisan tanah yang paling
subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga
30 cm. Pada lapisan tanah inilah berkembang aktivitas organisme tanah.
2) Lapisan tanah bawah
Lapisan
tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan lapisan tanah yang berada tepat di
bawah lapisan topsoil. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai
berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras
yang berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.
3) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan
bahan induk tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau induk dari lapisan
tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan,
bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan,
strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.
4) Lapisan batuan induk
Lapisan
batuan induk disebut juga bedrock, merupakan bentuk batuan pejal yang belum
mengalami proses pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah,
sehingga jarang dijumpai manusia.[4]
b. Tanah Horizontal
Persebaran
tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
berikut ini.
1) Tanah gambut (organosol)
Tanah
gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi,
memiliki pH atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase
jelek, dan pada umumnya kurang begitu subur. Karena sifatnya yang kurang subur,
maka pemanfaatan jenis tanah ini terbatas untuk pertanian perkebunan seperti
karet, kelapa dan palawija.
2) Tanah latosol
Tanah
latosol berwarna merah kecokelatan, memiliki profil tanah yang dalam, mudah
menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang
mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium. Jenis tanah ini pada dasarnya
merupakan bentuk pelapukan dari batuan vulkanis.
3) Tanah regosol
Tanah
regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat subur, berbutir kasar,
berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan
menyerap air tinggi, dan mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di
Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih
aktif ataupun yang sudah mati. Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
4) Tanah aluvial
Tanah
aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir, sehingga dapat dianggap
masih muda. Sifat tanah ini dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal
sehingga kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya. Secara umum, sifat
jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok
untuk semua jenis tanaman pertanian. Tersebar luas di sepanjang lembah
sungai-sungai besar di Indonesia.
5) Tanah litosol
Tanah
litosol dianggap sebagai lapisan tanah yang masih muda, sehingga bahan induknya
dangkal (kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai
batuan padat yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama
sekali belum mengalami perkembangan. Jika akan dimanfaatkan untuk lahan
pertanian, maka jenis tanah ini harus dipercepat perkembangannya, antara lain,
dengan penghutanan atau tindakan lain untuk mempercepat pelapukan dan
pembentukan topsoil.
6) Tanah grumusol
Tanah
grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH
netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Pemanfaatan jenis
tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumputrumputan atau tanaman keras
semusim (misalnya pohon jati).
7) Tanah andosol
Tanah
andosol terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah mengalami pelapukan
sehingga menghasilkan tanah yang subur. Jenis tanah ini banyak dikembangkan
untuk tanaman perkebunan dan hortikultura.
8) Tanah podzolik merah-kuning
Tanah
podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di
Indonesia. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan,
sehingga kesu-burannya berkurang. Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah
ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan.
9) Tanah rendzina
Tanah
rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Rendzina
merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur
lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan
pertanian, sehingga dibudidaya-kan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan
palawija.[5]
B. Kondisi penduduk suatu wilayah
Penduduk adalah seseorang yang
tinggal di suatu wilayah baik selamanya ataupun sementara. Pada masalah ini
kami menbahas tentang kondisi penduduk di wilayah Indonesia.
Penduduk Indonesia adalah
orang yang tinggal di Indonesia baik selamanya ataupun sementara. Penduduk
Indonesia menduduki urutan terbanyak ke empat setelah Cina, India dan amerika
serikat. Keadaan penduduk Indonesia sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.[6]
Kondisi Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi yaitu kepulauan Indonesia yang merupakan suatu
gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Ini terbukti bahwa Indonesia
merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa
suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke
(ujung Papua). Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah
disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position
(posisi silang).
Bukan saja suku-bangsa atau ras
yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama),
misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan
Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia
yang menjadi bahasa persatuan. Dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas
kesukuan. Selain itu, Indonesia merupakan daerah lintasan dan menjadi tempat
tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta
tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar
ke arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah
timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
b.
Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka,
orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
c.
Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di
Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau
Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d.
Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1)
Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan
Dayak.
Kehidupan suku-suku bangsa yang
terdapat di Indonesia ada yang telah maju dan mengikuti kehidupan modern namun
ada juga yang masih tertinggal mereka belum tersentuh kehidupan modern.
Susu-suku bangsa yang mendiami daerah pedalaman Papua, Sumatra, dan Kalimantan
masih hidup secara sederhana.[8]
C. Masalah kondisi geografis,
lingkungan, dan kependudukan
a.
Kondisi geografis suatu wilayah
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menempati posisi yang strategis
sehingga terlihat sangat unik. Negara Indonesia yang
berada di antara dua samudra dan dua benua, selain itu Indonesia memiliki
sumber perairan yang merupakan bagian dari kehidupan perdagangan internasional.
Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan dengan lautan dan daratan secara
langsung dengan negara lain di kawasan. Dengan
demikian, letak Negara ini sangat rentan terhadap sengketa perbatasan dan
ancaman keamanan yang menyebabkan instabilitas dalam negeri dan di kawasan.[9]
Letak geografis yaitu
letak suatu daerah atau negara di lihat dari kenyataannya di permukaan bumi
yang di bandingkan dengan posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan
posisi daerah lain. Secara geografis,
wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera,
yaitu benua Asia dengan benua
Australia serta samudera Hindia dengan samudera Pasifik.[10]
b.
Masalah kondisi geografis lingkungan dan kependudukan.
Masalah yang
ada di dalam kondisi geografis dan kependudukan bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungan dan masalah yang
berhubungan dengan kependudukan. Masalah kondisi geografis lingkungan dapat
disebabkan oleh bencana alam yang bisa disebut dengan peristiwa alam yaitu
semua kejadian bencana atau peristiwa yang berhubungan dengan alam misalnya, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus maupun angin
topan dan yang lainnya.[11]
Sedangkan masalah yang
muncul dari masyarakat atau kependudukan disebabkan oleh manusia yang merupakan
makhluk sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial maka manusia tidak akan
terlepas dari makhluk yang lain untuk saling berinteraksi antara individu yang
satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, maka manusia tidak akan lepas dari sebuah permasalahan karena sering melakukan interaksi atau saling berhubungan antar manusia. Selain itu, beberapa masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah kemiskinan,
kejahatan, kenakalan remaja, dan pengangguran.[12]
c.
Kondisi Kependudukan
Penduduk adalah seseorang yang tinggal di suatu wilayah baik selamanya ataupun sementara. Sedangkan
penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di Negara Indonesia baik selamanya ataupun sementara. Penduduk
Indonesia menduduki urutan terbanyak keempat setelah Cina,
India dan Amerika serikat. Keadaan penduduk Indonesia sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.[13]
Menurut para ahli ilmu Geologi, Kondisi Penduduk dan kepulauan
Indonesia merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar
di dunia. Hal ini dikarenakan
Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk dan terdiri dari
beberapa suku bangsa yang tersebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke
(ujung Papua). Keanekaragamannya suku-bangsa dikarenakan Indonesia terletak di
cross position (posisisilang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang
beranekaragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama),
misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan Islam.
Selain itu, bahasa juga
merupakan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa kita. Ada bahasa Indonesia menjadi
bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya,
bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah.
Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Kelompokras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar
kearah barat dan ada yang menyebar kearah timur. Mereka yang menyebar kearah
timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
b)
Kelompok Ras Negroid,
yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang
Mikopsi di Kepulauan Andaman.
c)
Kelompok Ras Weddoid, antara
lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang
Tomuna di Pulau Muna, orang
Enggano di Pulau Enggano, dan
orang Mentawai di KepulauanMentawai.
d)
Kelompok Ras Melayu
Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan.
Ø Ras Proto Melayu
(Melayu Tua), antara
lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak.
Kehidupan bangsa
Indonesia ada yang sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ada juga
yang masih tertinggal dan belum tersentuh kehidupan modern. Misalnya
Suku-suku bangsa
yang mendiami daerah pedalaman Papua, Sumatra, dan Kalimantan
kebanyakan dari mereka masih hidup secara sederhana.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Letak
Indonesia artinya tempat beradanya wilayah Indonesia di permukaan bumi.
Berdasarkan sifatnya, letak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu letak astronomis
(absolut) dan letak geografis (relatif). Relief daratan Indonesia menempati
dua lapisan lempeng benua yang berbeda, yaitu Lempeng Benua Asia di kawasan
Barat dan lempeng Benua Australia di kawasan Timur. Selain itu, Indonesia
berada pada jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga banyak menghasilkan
rangkaian gunung api. Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan
atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah pegunungan. Persebaran
jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain yaitu: Tanah Vertikal, Tanah
Horizontal.
Penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di Indonesia baik
selamanya ataupun sementara. Penduduk Indonesia menduduki urutan terbanyak ke
empat setelah Cina, India dan amerika serikat. Keadaan penduduk Indonesia
sangat beragam hal itu di sebabkan penduduk Indonesia terdiri dari berbagai
suku bangsa.
Masalah yang
ada di dalam kondisi geografis dan kependudukan bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungan dan masalah yang
berhubungan dengan kependudukan. Masalah kondisi geografis lingkungan dapat
disebabkan oleh bencana alam yang bisa disebut dengan peristiwa alam, misalnya:
banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus maupun angin topan dan yang
lainnya. Sedangkan masalah yang muncul dari masyarakat atau kependudukan
disebabkan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial. Maka manusia tidak akan lepas dari sebuah permasalahan karena sering melakukan interaksi atau saling berhubungan antar manusia. Selain itu, beberapa masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah kemiskinan,
kejahatan, kenakalan remaja, dan pengangguran.
B.
Saran
Sekian
uraian tentang makalah yang dapat kami sampaikan. Kami
mohon maaf jika dalam penulisan maupun dalam penyampaian isi makalah ini kurang
maksimal. Kritik dan saran yang mendukung diharapkan untuk makalah depan yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Sanusi, dkk, 2008, Ilmu Pengetahuan
Sosial: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Sri
Sudarmi dan Waluyo, 2008, Galeri
Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.), Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Thayeb, M, 2004,
Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas
V, Jakarta:
Erlangga.
Tim
Penyusun, Buku Ajar Geografi & Sosiologi Untuk SMP Kelas VIII Semester1.
Surakarta: Citra Pustaka.
Umar, Arsyad et. al, 2007, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas
IV, Jakarta:
Erlangga,
http://kondisigeografisnegaraindonesia.blogspot.com/p/kondisi-geografis-negara-indonesia.html, tanggal 25
Oktober 2014, pukul 07.28.
Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com, diakses pada tanggal 23 Oktober
2014, pukul 07.28.
Forum Diskusi
Pertanyaan:
Adzim
Fathul Ulum (133911044)
Bagaimana cara
mengatasi kerusakan Lingkungan di Indonesia ini yang bisa dikatakan semakin
parah, misalnya penggundulan hutan yang terjadi dimana-mana? Dan bagaimana
pendapat pemakalah mengenai hal itu?
Jawaban
Pemakalah:
Ulfa
Nurul Wakhidah (133911037)
Ada peluang karena ada kesempatan, hal ini bisa
dikaitkan dengan adanya kerusakan lingkungan di Indonesia yang semakin
merajalela, misalnya kerusakan hutan yang semakin parah, terjadi penggundulan
Hutan dimana-mana, olehkarena itu, dibutuhkan keamanan dan penjagaan yang lebih
ketat tentang aset yang dimiliki Negara, misalnya jika memang membutuhkan kayu
untuk bahan Industri maka harus pintar dalam memilih dan memilah kayu yang siap
digunakan (sudah berumur tua), jadi harus tebang pilih.
Selain itu, dalam mengambil kayu jangan sampai
dibabat habis tanpa sisa, karena dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor dan
banjir, karena Hutan adalah paru-paru dunia, untuk itu, setelah melakukan
penebangan, segera dilakukan reboisasi untuk tetap menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan.
[1] Tim Penyusun, Buku Ajar
Geografi & Sosiologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1 (Surakarta: Citra
Pustaka), hlm. 2.
[2] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial:
Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 2.
[3] Sri Sudarmi dan Waluyo, Galeri Pengetahuan
Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.) (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 5.
[4] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial:
Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm.8-9 .
[5] Sanusi Fattah, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial:
Untuk SMP/MTS Kelas VIII. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm.9-11 .
[6] M.Thayeb et. al, Pengetahuan sosial terpadu untuk
sd kelas V, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 21
[7] Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014,
pukul 07.28.
[8] Arsyad Umar et. al, Pengetahuan sosial
terpadu untuk sd kelas IV, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal 62
[9]http://kondisigeografisnegaraindonesia.blogspot.com/p/kondisi-geografis-negara-indonesia.html, diakses pada tanggal
25 Oktober 2014, pukul 07.28.
[10]GeografiSanjose http://abelpetrus.wordpress.com diakses pada tanggal 25 Oktober 2014, pukul 07. 55.
[12]Arsyad Umar et. al, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas IV,
(Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 163.
[14] Geografi Sanjose http://abelpetrus.wordpress.com diakses pada tanggal 25 Oktober 2014, pukul 07. 55.
[15]Arsyad Umar et. al, Pengetahuan social terpadu untuk sd kelas IV,
(Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 62.
No comments:
Post a Comment